PATRIOTISME ASN MILENIAL MASA KINI
Terkait
Menghadapi Tantangan Global Megatrend 2050, Diperlukan Cara Menyiapkan Tenaga Terampil di Masa Depan
329 Peserta Lulus SKD dan Berhak Mengikuti SKB
678 PPPK ikuti kegiatan Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah
BKPSMD Turut Partisipasi Bersih Pantai Sodong Dalam Rangka Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat
Kerja Bakti Bareng Masyarakat, Wujud Cinta BKPSDM terhadap Lingkungan
Mendengar kata patriotisme, tentunya sebagian besar orang akan mempersepsikan kata nasionalisme di dalam benaknya masing-masing. Padahal patriotisme dan nasionalisme memiliki definisi yang berbeda. Menurut definisi KBBI, patriotisme adalah “sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya”; atau dapat didefinisikan sebagai “semangat cinta tanah air”. Lalu menurut definisi KBBI, nasionalisme adalah “paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri”; atau “sifat kenasionalan”. Definisi kedua untuk nasionalisme sesuai KBBI adalah “kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu”, atau “semangat kebangsaan”. Berdasarkan definisi tersebut kita dapat melihat bahwa nasionalisme lebih menekankan pada paham, sifat, kesadaran, dan semangat kebangsaan. Sementara itu, patriotisme menekankan pada sikap dan semangat cinta tanah air. Keduanya memiliki konteks yang berbeda namun bersifat komplementer alias saling melengkapi.
Generasi milenial saat ini dihadapkan dengan tantangan besar yaitu perubahan mindset karena kemajuan teknologi dan globalisasi. Terkadang efek negatif globalisasi akan membawa pengaruh yang dapat mengikis patriotisme seseorang termasuk dalam hal ini ASN. Sikap mewujudkan pengorbanan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya menjadi semakin berkurang bahkan menipis karena banyaknya kepentingan dan kesalahan persepsi. Tuntutan dan persaingan membuat banyak orang hanya mementingkan diri sendiri bahkan kelompoknya. Kesalahan persepsi juga terlihat pada saat beberapa milenial melihat pengaruh dan branding bangsa lain yang lebih maju dan meyakinkan justru membentuk perilaku apatis tanpa solusi, mengeluh, dan pasrah terhadap problematika bangsa dan negara sendiri. Tuntutan untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia dipersepsikan keliru karena memandang negara lain yang maju menjadi acuan satu-satunya dalam membentuk perubahan dan inovasi di dalam negeri sendiri, padahal belum tentu perubahan dan inovasi tersebut sesuai dengan ideologi dan konstitusi yang kita yakini bersama.
Semua orang berkesempatan sama untuk melakukan perubahan dan inovasi, termasuk ASN milenial yang ke depannya akan menggantikan generasi sebelumnya. Melalui patriotisme, perubahan dan inovasi positif dari ASN Milenial lebih mudah diimplementasikan karena patriotismelah yang memacu motivasi seseorang untuk dapat membuat perubahan dan inovasi. Kejayaan dan kemakmuran tanah air adalah sasaran khusus pribadinya sehingga dapat memberikan banyak manfaat dan kontribusi terhadap perkembangan bangsa dan negara. Bila patriotisme tidak hanya dijadikan kata-kata wacana namun sudah diwujudkan dengan aksi nyata, bukan tidak mungkin negara kita juga dapat mencapai kondisi maju dan meyakinkan bahkan bisa lebih baik dibandingkan negara-negara lain.
Beberapa patriotisme yang dapat dilakukan oleh ASN milenial dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Sebagai contoh, patriotisme dengan menggunakan dasar karakter Pancasila yang didukung dengan implementasi dan aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK sebagai core values ASN dan Bangga Melayani Bangsa sebagai employer branding ASN. Panduan perilaku masing-masing nilai BerAKHLAK dapat menjadi parameter seberapa jauh seseorang berusaha melakukan patriotismenya dalam peran sebagai seorang ASN. Patriotisme melalui employer branding Bangga Melayani Bangsa dapat dilakukan dengan sikap melayani bangsa yang dapat memenuhi ekspektasi kinerja yang ditetapkan bahkan bila perlu dapat melampaui ekspektasi kinerja yang ditetapkan tersebut. Meningkatkan produktivitas kerja juga diyakini sebagai modal awal dalam membentuk patriotisme karena tanpa produktivitas kerja akan sulit melihat seseorang dalam sejauh mana upayanya mengorbankan segala-galanya demi bangsa dan negaranya. Ketahanan nasional juga akan muncul bila sebagian besar ASN milenial dapat menunjukkan patriotisme melalui cara-cara yang disebutkan di atas.
Generasi milenial saat ini dihadapkan dengan tantangan besar yaitu perubahan mindset karena kemajuan teknologi dan globalisasi. Terkadang efek negatif globalisasi akan membawa pengaruh yang dapat mengikis patriotisme seseorang termasuk dalam hal ini ASN. Sikap mewujudkan pengorbanan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya menjadi semakin berkurang bahkan menipis karena banyaknya kepentingan dan kesalahan persepsi. Tuntutan dan persaingan membuat banyak orang hanya mementingkan diri sendiri bahkan kelompoknya. Kesalahan persepsi juga terlihat pada saat beberapa milenial melihat pengaruh dan branding bangsa lain yang lebih maju dan meyakinkan justru membentuk perilaku apatis tanpa solusi, mengeluh, dan pasrah terhadap problematika bangsa dan negara sendiri. Tuntutan untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia dipersepsikan keliru karena memandang negara lain yang maju menjadi acuan satu-satunya dalam membentuk perubahan dan inovasi di dalam negeri sendiri, padahal belum tentu perubahan dan inovasi tersebut sesuai dengan ideologi dan konstitusi yang kita yakini bersama.
Semua orang berkesempatan sama untuk melakukan perubahan dan inovasi, termasuk ASN milenial yang ke depannya akan menggantikan generasi sebelumnya. Melalui patriotisme, perubahan dan inovasi positif dari ASN Milenial lebih mudah diimplementasikan karena patriotismelah yang memacu motivasi seseorang untuk dapat membuat perubahan dan inovasi. Kejayaan dan kemakmuran tanah air adalah sasaran khusus pribadinya sehingga dapat memberikan banyak manfaat dan kontribusi terhadap perkembangan bangsa dan negara. Bila patriotisme tidak hanya dijadikan kata-kata wacana namun sudah diwujudkan dengan aksi nyata, bukan tidak mungkin negara kita juga dapat mencapai kondisi maju dan meyakinkan bahkan bisa lebih baik dibandingkan negara-negara lain.
Beberapa patriotisme yang dapat dilakukan oleh ASN milenial dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Sebagai contoh, patriotisme dengan menggunakan dasar karakter Pancasila yang didukung dengan implementasi dan aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK sebagai core values ASN dan Bangga Melayani Bangsa sebagai employer branding ASN. Panduan perilaku masing-masing nilai BerAKHLAK dapat menjadi parameter seberapa jauh seseorang berusaha melakukan patriotismenya dalam peran sebagai seorang ASN. Patriotisme melalui employer branding Bangga Melayani Bangsa dapat dilakukan dengan sikap melayani bangsa yang dapat memenuhi ekspektasi kinerja yang ditetapkan bahkan bila perlu dapat melampaui ekspektasi kinerja yang ditetapkan tersebut. Meningkatkan produktivitas kerja juga diyakini sebagai modal awal dalam membentuk patriotisme karena tanpa produktivitas kerja akan sulit melihat seseorang dalam sejauh mana upayanya mengorbankan segala-galanya demi bangsa dan negaranya. Ketahanan nasional juga akan muncul bila sebagian besar ASN milenial dapat menunjukkan patriotisme melalui cara-cara yang disebutkan di atas.