Transformasi Umbi jadi Melon di ASN
Terkait
Menghadapi Tantangan Global Megatrend 2050, Diperlukan Cara Menyiapkan Tenaga Terampil di Masa Depan
329 Peserta Lulus SKD dan Berhak Mengikuti SKB
678 PPPK ikuti kegiatan Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah
BKPSMD Turut Partisipasi Bersih Pantai Sodong Dalam Rangka Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat
Kerja Bakti Bareng Masyarakat, Wujud Cinta BKPSDM terhadap Lingkungan
Istilah "umbi" dalam konteks ASN (Aparatur Sipil Negara) atau CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) sering kali digunakan secara metaforis untuk menggambarkan ASN atau CPNS yang berada di tingkat paling dasar atau yang baru memulai kariernya dalam birokrasi. Dalam birokrasi pemerintahan, mereka mungkin belum memiliki jabatan struktural yang signifikan, tetapi memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi pejabat yang lebih berpengaruh.
Dilihat dari berbagai macam kisah para umbi ASN di media sosial, banyak yang mengeluhkan jika pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan jabatan yang dilamar, beban kerja yang berlebihan, bahkan banyak juga yang mengeluhkan jika mereka tidak diberikan pekerjaan sama sekali dan bingung harus mengerjakan apa. Selain itu, karena posisi umbi yang belum memiliki kewenangan juga semakin menguatkan bahwa umbi merupakan kasta terbawah dari ASN.
ASN baru atau CPNS yang disebut sebagai "umbi" mencerminkan tahap awal dalam perjalanan karier mereka di mana mereka diharapkan untuk belajar, beradaptasi, dan membangun fondasi yang kuat untuk karier mereka ke depannya. Istilah ini juga bisa merujuk pada pegawai yang bekerja di lapisan terbawah dari struktur birokrasi, yang mungkin belum memiliki kewenangan yang besar tetapi memiliki peran penting dalam pelaksanaan tugas-tugas administrasi dan operasional.
Mengubah suatu sistem di pemerintahan yang sudah menjadi turun temurun selama bertahun-tahun memanglah tidak mudah. Namun dari situlah seharusnya kita dapat mengambil pelajaran penting dan menjadikannya ‘nutrisi untuk pertumbuhan’ agar kita menjadi ASN yang unggul di masa mendatang.
Berikut adalah beberapa poin agar para umbi ASN menjadi bermanfaat dan berkompeten :
Pembelajaran dan Adaptasi: ASN baru dan CPNS sering kali dianggap sebagai "umbi" karena mereka berada dalam fase pembelajaran dan adaptasi terhadap lingkungan birokrasi. Mereka harus memahami peraturan, kebijakan, dan budaya organisasi sebelum dapat naik ke posisi yang lebih tinggi.
Potensi Pertumbuhan: Seperti halnya umbi yang berpotensi tumbuh menjadi tanaman yang besar dan kuat, ASN baru dan CPNS memiliki potensi untuk berkembang menjadi pemimpin yang berpengaruh di masa depan. Pembinaan dan pelatihan yang baik sangat penting untuk memaksimalkan potensi ini.
Peran di Tingkat Dasar: Meski berada di posisi yang mungkin dianggap rendah dalam hierarki, ASN baru dan CPNS memainkan peran penting dalam operasional sehari-hari. Mereka sering kali menjadi ujung tombak dalam pelayanan publik, meskipun dengan wewenang yang terbatas.
Pengembangan Karier: Bagi ASN baru dan CPNS, perjalanan karier sering kali dimulai dari posisi-posisi yang dianggap sebagai "umbi." Melalui pengalaman, prestasi, dan pengembangan kemampuan, mereka dapat naik ke posisi yang lebih tinggi dan lebih strategis dalam birokrasi.
Menjadi ASN yang unggul juga harus ditunjang dengan pondasi sikap dan perilaku yang baik sejak awal agar kita tidak ikut terbawa arus dari sistem yang kurang tepat tersebut. Pondasi yang paling tepat adalah dengan mengimplementasikan core values ASN berAKHLAK. BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Jika pelajaran yang kita ambil dari adanya ketidaksesuaian diibaratkan sebagai pupuk atau nutrisi untuk menunjang pertumbuhan umbi, maka core values ASN berAKHLAK adalah tanah. Tanah merupakan tempat untuk tanaman bertumbuh, dan tanaman tidak akan bisa tumbuh jika tidak ada tanah. Tanah juga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, jika tanahnya bagus dan gembur maka tanamannya pun akan tumbuh dengan subur dan memberikan lebih banyak manfaat.
Dilihat dari berbagai macam kisah para umbi ASN di media sosial, banyak yang mengeluhkan jika pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan jabatan yang dilamar, beban kerja yang berlebihan, bahkan banyak juga yang mengeluhkan jika mereka tidak diberikan pekerjaan sama sekali dan bingung harus mengerjakan apa. Selain itu, karena posisi umbi yang belum memiliki kewenangan juga semakin menguatkan bahwa umbi merupakan kasta terbawah dari ASN.
ASN baru atau CPNS yang disebut sebagai "umbi" mencerminkan tahap awal dalam perjalanan karier mereka di mana mereka diharapkan untuk belajar, beradaptasi, dan membangun fondasi yang kuat untuk karier mereka ke depannya. Istilah ini juga bisa merujuk pada pegawai yang bekerja di lapisan terbawah dari struktur birokrasi, yang mungkin belum memiliki kewenangan yang besar tetapi memiliki peran penting dalam pelaksanaan tugas-tugas administrasi dan operasional.
Mengubah suatu sistem di pemerintahan yang sudah menjadi turun temurun selama bertahun-tahun memanglah tidak mudah. Namun dari situlah seharusnya kita dapat mengambil pelajaran penting dan menjadikannya ‘nutrisi untuk pertumbuhan’ agar kita menjadi ASN yang unggul di masa mendatang.
Berikut adalah beberapa poin agar para umbi ASN menjadi bermanfaat dan berkompeten :
Pembelajaran dan Adaptasi: ASN baru dan CPNS sering kali dianggap sebagai "umbi" karena mereka berada dalam fase pembelajaran dan adaptasi terhadap lingkungan birokrasi. Mereka harus memahami peraturan, kebijakan, dan budaya organisasi sebelum dapat naik ke posisi yang lebih tinggi.
Potensi Pertumbuhan: Seperti halnya umbi yang berpotensi tumbuh menjadi tanaman yang besar dan kuat, ASN baru dan CPNS memiliki potensi untuk berkembang menjadi pemimpin yang berpengaruh di masa depan. Pembinaan dan pelatihan yang baik sangat penting untuk memaksimalkan potensi ini.
Peran di Tingkat Dasar: Meski berada di posisi yang mungkin dianggap rendah dalam hierarki, ASN baru dan CPNS memainkan peran penting dalam operasional sehari-hari. Mereka sering kali menjadi ujung tombak dalam pelayanan publik, meskipun dengan wewenang yang terbatas.
Pengembangan Karier: Bagi ASN baru dan CPNS, perjalanan karier sering kali dimulai dari posisi-posisi yang dianggap sebagai "umbi." Melalui pengalaman, prestasi, dan pengembangan kemampuan, mereka dapat naik ke posisi yang lebih tinggi dan lebih strategis dalam birokrasi.
Menjadi ASN yang unggul juga harus ditunjang dengan pondasi sikap dan perilaku yang baik sejak awal agar kita tidak ikut terbawa arus dari sistem yang kurang tepat tersebut. Pondasi yang paling tepat adalah dengan mengimplementasikan core values ASN berAKHLAK. BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Jika pelajaran yang kita ambil dari adanya ketidaksesuaian diibaratkan sebagai pupuk atau nutrisi untuk menunjang pertumbuhan umbi, maka core values ASN berAKHLAK adalah tanah. Tanah merupakan tempat untuk tanaman bertumbuh, dan tanaman tidak akan bisa tumbuh jika tidak ada tanah. Tanah juga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, jika tanahnya bagus dan gembur maka tanamannya pun akan tumbuh dengan subur dan memberikan lebih banyak manfaat.